madrasah

Sunday, April 25, 2010

Muktamar Mathla'ul Anwar dari Masa ke masa

Muktamar I

Muktamar (Muktamar) Mathla’ul Anwar pertama dilaksanakan tahun 1936 yang bertempat di Menes. Muktamar dihadiri oleh perutusan dari semua madrasah yang ada dan para tokoh yang terdiri dari para kyai dan ulama serta kaum terpelajar setempat. Keputusan-keputusan penting yang ditetapkan oleh Muktamar Mathla’ul Anwar I itu antara lain :




a. Berdirinya satu Perhimpunan yang bernama “MATH-LA’UL ANWAR”.

b. Mengesahkan Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga (statuten) Mathla’ul Anwar yang antara lain memuat :

1) Nama : Mathla’ul Anwar, disingkat M.A., didirikan pada tahun 1334 H/1916 M di Menes Banten.

2) Dasar : Islam sepanjang ajaran Ahli Sunnah wal Jama’ah

3) Tujuan : Terwujudnya pendidikan dan ajaran Islam di kalangan umat dan masyarakat Islam.

4) Usaha : antara lain mendirikan madrasah-madrasah, pondok pesantren dan tempat-tempat Ibadah.

c. Menetapkan susunan Pengurus Besar (Hoofd Bestuur) yang antara lain terdiri :

Ketua Umum (Presiden) : K.H. E. Moh. Yasin,

Wakil Ketua (Vice Presiden) : K.H. Abdulmukti,

Sekretaris : E.E. Ismail.

d. Struktur organisasi diatur :

1) Untuk tingkat Kabupaten dibentuk Perwakilan (Kon-sultan) yang dipimpin oleh seorang Konsul,

2) Untuk tingkat Kecamatan (Onderdistrik) dibentuk sub Perwakilan (Sub Konsultan) yang dipimpin oleh Sub Konsultan,

3) Untuk di tiap madrasah dibentuk Pengurus Cabang.

e. Menetapkan rencana pelajaran atau leerplan (kurikulum). Dan untuk terlaksananya rencana pelajaran (leerplan) dengan baik sesuai ketentuan, maka diangkat beberapa orang penilik (opzieneer) dan seorang pengawas (inspekteur) yang berkedudukan di pusat. Jabatan ini diamanatkan kepada K.H.M. Abdurrahman samapi beliau wafat pada tahun 1943.

Muktamar II

Pada tahun 1937 dilangsungkan Muktamar (Muktamar) II, sesuai dengan bunyi Anggaran Dasar yang menetapkan bahwa muktamar diadakan setiap tahun.Dalam muktamar II ini tidak banyak hal yang dikemukakan. Susunan Pengurus Besarpun tidak mengalami perubahan. Muktamar II semestinya diadakan pada tahun 1938, tetapi karena pada tahun itu Ketua Umum (Presiden) Pengurus Besar Mathla’ul Anwar K.H.E. Moh. Yasin meninggal dunia, maka Muktamar II ditunda pelaksanaannya hingga tahun berikutnya.

Muktamar III

Muktamar III Mathla’ul Anwar dilangsungkan pada tahun 1939 dan selama itu kedudukan Ketua Umum (Presiden) kosong. Jabatan tersebut dipangkuWakil Ketua (Vise Presiden) yaitu K.H. Abdulmukti sampai terpilihnya Ketua Umum baru.

Pantas dicatat, bahwa pemilihan Ketua Umum pada Muktamar III tahun 1939 cukup serius dan mengalami ketegangan di kalngan masyarakat. Dua orang calon Ketua Umum tampil. K.H.E. Djunaedi, putra K.H.E. Moh Yasin, ketua umum yang baru meninggal dunia, yang juga salah seorang pendiri bahkan arsiteknya pendirian Mathla’ul Anwar. Lawannya adalah E. Uwes Abubakar yang dicalonkan oleh K.H. M. Abdurrahman yang juga sebagai salah seorang pendiri Mathla’ul Anwar. Calon pertama berpendidikan Al-Azhar Mesir, sedangkan calon kedua merupakan hasil gemblengan K.H.M. Abdurrahman sendiri. Di sini masyarakat Mathla’ul Anwar dihadapkan dua pilihan yang cukup berat dan untuk ysng pertama kalinya dialami. Karena itu dua kubu pendukung sama-sama kokoh.Pihak pendukung K.H.E. Djunaedi cukup beralasan, karena selain berpendidikan tinggi, juga keturunan seorang tokoh kharismatik yang berpengaruh. Di lain pihak mendukung E. Uwes Abubakar, yang meskipun masih muda dan belum mempunyai namadi kalangan masyarakat, tetapi ia seorang kader, sekaligus produk kharisma tinggi.

Dalam menghadapi pemilihan ini masyarakat Mathla’ul Anwar benar-benar bagai menghadapi buah simalakama. Persatuan dan kesatuan yanhg telah bertahun-tahun dipupuk nyaris pecah. Namun kepemimpinan dan wibawa K.H.M. Abdurrahman yang berjiwa besar dapat mempertahankan keadaan yang sudah agak retak waktu itu. Akhirnya, E. Uwes Abubakar yang oleh pihak kubu saingannya dijuluki “pireu” (bisu), terpilih dengan mendapatkan suara terbanyak.

Muktamar IV dan V

Muktamar IV Mathla’ul Anwar berlangsung pada tahun 1940. Sementara itu Majlis Islam Ala Indonesia (MIAI) berdiri yang merupakan satu wadah komunikasi antar organisasi-organisasi Islam dimana waktu itu antara lain : Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, Al Irsyad, Al Jamiatul Wasliyah, Persatuan Umat Islam yang berpusat di Majalengka, Persatuan Islam yang berpusat di Bandung, maka Mathla’ul Anwar pun ikut pula menjadi anggotanya. Pada tahun 1941 di langsungkan Muktamar Mathla’ul Anwar V, dimana seperti halnya Muktamar IV dan V, K.H. Uwes Abubakar terpilih lagi menjadi Ketua Umum untuk periode berikutnya.



Muktamar VI

Tahun 1942, dengan meletusnya perang Asia Timur Raya dan masuknya Jepang menjajah Indonesia, Muktamar VI tidak dapat dilaksanakan pada waktunya. Baru pada tahun 1943, di bawah kekuasaan Jepang, Mathla’ul Anwar dapat melangsungkan Muktamarnya yang VI.



Muktamar VII

Tahun 1951 meskipun rakyat umumnya masih dalam keadaan menderita dan miskin, pada tahun itu juga dilaksanakan Muktamar Mathla’ul Anwar VII di Menes. Kesulitan transportasi dan komunikasi, serta susahnya kebutuhan-kebutuhan pokok kehidupan pada waktu itu, tidak menjadi penghalang untuk berlangsungnya muktamar. Kesadaran dan kerinduan, disamping kuatnya semangat percaya diri, muktamar VII berjalan lancar dan aman. Pada tahun itu, kembali K. Uwes Abubakar terpilih sebagai Ketua Umum untuk periode 1951-1952.



Muktamar Mathla’ul Anwar VIII

Dilaksanakn di Ciampea Bogor, pada tahun 1952. Keputusan-keputusan penting muktamar VIII antara lain adalah :

a. Terpilihnya kembali K. Uwes Abubakar sebagi Ketua Umum Pengurus Besar Mathla’ul Anwar periode 1952-1953.

b. Pernyataan dan penegasan bahwa Mathla’ul Anwar adalah organisasi independen, tidk bersfiliasi dan tidak menjadi onderbouw dari organisasi atau partai politik apapun.

c. Bahwa Mathla’ul Anwar akan mendirikan Kepanduan (Pramuka) sendiri.



Muktamar Mathla’ul Anwar IX

Dilangsungkan pada bulan Desember 1953 di Pamoyanan, Bandung, Jawa Barat. Kong-res kali ini merupakan muktamar yang luar biasa dibanding muktamar-muktamar sebelumnya. Mathla’ul Anwar, yang waktu itu merupakan organisasi kecil yang pusatnya terletak di satu kecamatan, bahkan seluruh cabang-cabangnya berada di kampung-kampung dan pinggiran kota, mengadakan muktamar di kotabesar yang merupakan ibu kota provinsi. Resepsi pembu-kaan muktamar diselenggarakan di gedung Concordia, yang dua tahun kemudian, digunakan sebgai tempat konferensi Asia Afrika. Dan ternyata muktamar ini menghasilkan keputusan-keputusan penting bagi masa depan organisasi.

Muktamar kali ini telah pula melahirkan beberapa resolusi dan statemen keluar, di samping keputusan-keputusan ke dalam, yang diantaranya ialah :

a. Pengesahan berdirinya Pandu Cahaya Islam dengan status sebagai badan otonom Mathla’ul Anwar.

b. Keputusan tentang berdirinya Muslimat Mathla’ul Anwar yang dipimpin oleh Nyi. H.A. Zenab binti Moh. Yasin sebagai ketua, Nyi. Ufi Alfiah sebagai Sekretaris, Ny. Sursiah sebagai bendahara.

c. Keputusan tentang ditingkatkannya Mathla’ul Anwar menjadi organisasi kemsyarakatan yang bergerak dalam bidang pendidikan, sosial dan da’wah. Dengan demikian sejak tahun 1953 itu Mathla’ul Anwar memiliki anggota. Sebe-lumnya, dalam Anggaran Dasar, tidak dimuat pasal tentang keanggotaan. Yang ada hanyalah tentang donatur sebagai penyandang dana orgnisasi.

d. Muktamar telah memutuskan pula untuk menyempurnakan dan menyesuaikan rencana pelajaran, leerplan atau kuri-kulum.

e. Diputuskan pula oleh muktamar untuk menerbitkan sebuah majalah yang diberi nama Majalah Madrasah Kita. Pim-pinan umum majalah ini dipercayakan kepada Nafsirin Hadi dan Komari Saleh HG. Dibantu oleh Moh. Rifa’I sebagai sekretaris.

f. Pernyataan (statemen) bahwa Mathla’ul Anwar adalah satu organisasi yang berdiri sendiri (independen), tidak berafiliasi atau menjadi onderbouw dari partai politik atau organisasi apa pun. Sedang dalam menghadapi pemilihsn umum, Mathla’ul Anwar menyerahkan sepenuhnya kepada anggota atau pengurus masing-masing. Dalam hal ini dipersyaratkan keharusan untuk menyalurkan hanya kepada partai politik Islam (yaitu Masyumi, NU, PSII, Perti) saja.

g. Mengusulkan kepada pemerintah agar pelajaran agama (Islam) dijadikan mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah negeri.

h. Mengusulkan dan mendesak kepada pemerintah RI agar di tiap-tiap stasiun kereta api didirikan Musholla.

i. Dalam muktamar tersebut, kembali K.H. Uwes Abubakar terpilih menjadi ketua umum dibantu Ajengan Sya’roni (dari Bandung) sebagai wakil ketua I dan KH. Achmad Siddiq (dari Menes) sebagai Wakil Ketua II, KH. E. Burhani sebagai Sekretaris Umum dan beberapa orang kyai dan ulama yang juga diangkat sebagai pembantu pengurus.

Muktamar Mathla’ul Anwar X

Sesuai keputusan Muktamar sebelumnya bahwa sedianyaMuktamar X akan diadakan di Lampung, namun berbagai kendala pada waktunya, Lampung belum siap. Maka Pengurus Besar memutuskan Muktamar X diadakan di Menes pada tahun 1956 bulan Januari yang sekaligus dalam rangka Hari Ulang Tahunnya yang ke-40 berdirinya Mathla’ul Anwar.

Salah satu keputusan Muktamar X di Menes ini adalah rencana menerbitkan sebuah buku Yubelium, kenang-kenangan muktamar dan HUT, yang berisi pula ikhtisar sejarah perjuangan Mathla’ul Anwar dari awal. Sayang buku itu tidak sempat terbit. Disamping itu, Muktamar X telah mengesahkan berdirinya Pemuda Mathla’ul Anwar, sebagai badan otonom sebagaimana Pandu Cahaya Islam dan Muslimat Mathla’ul Anwar. Semula, satu-satunya wadah bagi para pemuda muslim adalah Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII), Namun setelah Syarikat Islam (SI) keluar dariMasyumi pada tahun 1948, yang kemudian berdiri menjadi Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII); disusul oleh Nahdatul Ulama (NU) yang menjadi partai Nahdatul Ulama, maka timbulah kembali berbagai organisasi pemuda Islam.Diantaranya adalah Gerakan Pemuda Ansor dan Pemuda Muhammadiyah.

Muktamar Mathla’ul Anwar XI

Sesuai rencana, pada bulan September 1966, Muktamar XI dan peringatan HUT Mathla’ul Anwar ke 50 dilangsungkan di Menes. Dengan demikian Mathla’ul Anwar merupakan organisasi kemasyarakatan yang pertama kali mengadakan muktamar pada masa Orde Baru. Organisasi lain belum pernah mengadakan. Namun karena situasi ekonomi ditambah kondisi komunikasi waktu itu, maka jumlah daerah yang hadir sebagai peserta muktamar tidak mencapai quorum sebagai mana diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Mathla’ul Anwar. Karena itu, akhirnya disepakati dan diputuskan sebagai Muktamar Luar Biasa.

Pada peringatan ulang tahunnya yang ke 50 (setengah abad), selain dihadiri dua orang menteri yaitu Adam Malik (Menteri Lur Negeri) dan BM Diah (Menteri Penerangan), juga dihadiri beberapa orang wakil kedutaan negara-negara sahabat. Ribuan pelajar, pemuda dan warga Mathla’ul Anwar yang berdatangan dari beberapa daerah di Jawa Barat dan Sumatra Selatan berbaris pawai melintas dihadapan para tanu kehormatan dan berjalan keliling melingkari kota Menes.Bendera merah putih dan lambang Mathla’ul Anwar yang sangat banyak jumlahnya menambah semarak dan gegap gempitanya suasana waktu itu. Sedang puncak acara berupa rapat umum beretempat di alun-alun Menes yang dihadiri puluhan ribu umat warga Mathla’ul Anwar dan para simpatisannya.

Keputusan-keputusan Muktamar Mathla’ul Anwar XI, selain memilih, menyusun komposisi dan personalianya, antara lain:

a. Menerima baik dengan suara bulat kebijaksanaan Ketua Umum selama 10 tahun dari 1956 samapai dengan 1966 di antaranya pembentukan perwakilan-perwakilan Khusus Mathla’ul Anwar yang merupakan penggabungan-penggabungan yayasan/organisasi pendidikan lokal, yakni: Al-Iman di Magelang, Ikhsaniyah di Tegal, Brebes dan Pemalang; Nahdatul Wathaon di Kediri Nusa Tenggara Barat; Yayasan Pendidikan Banten (YPB) di Serang; YPII (Yayasan Pendidikan Islam Indonesia) di Jawa Timur yang tersebar di sepuluh kabupaten; dan Nurul Islam di Tawaeli, Donggala, Sulawesi Tengah.

b. Masuknya Mathla’ul Anwar sebagai anggota Koordonator Amal Muslimin.

c. Masuknya Mathla’ul Anwar sebagai anggota Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar).

d. Mengesahkan berdirinya Ikatan Pelajar Mathla’ul Anwar (IPMA) dan Pemuda Putri Mathla’ul Anwar.

e. Mengesahkan kepengurusan PP Pemuda Mathla’ul Anwar

f. Menerima baik hasil-hasil Panitia Penyusunan Rencana Pelajar Terurai untuk madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah.

Muktamar Mathla’ul Anwar XII

Muktamar XII diadakan di Asrama PHI Cempaka Putih, Jakarta pada tahun 1975. Muktamar selesai tanpa mengadakan resepsi penutupan. Muktamar saat itu memutuskan menghilangkan badan-badan otonom dan bagian-bagian sebagaimana susunan Pengurushasil Muktamar XI selain Majelis Fatwa.

Belum sempat Pengurus Besar Mathla’ul Anwar hasil Muktamar XII mengadakan aktivitas yang berarti, timbullah suatu ketegangan antara Ketua Umum dan Sekreatris Umum. Akibatnya, Ketua Umum menskor Sekretaris Umum. Keadaan ini mengakibatkan tidak berjalannya organisasi. Sementara itu, Ketua Umum mengangkat Damanhuri untuk menjabat Sekretaris Umum, namun tidak lama antaranya Damanhuri meninggal dunia.

Kepengurusan hasil keputusan Muktamar Cempaka Putih ini belum sempat mengadakan kegiatan yang berarti wadah sekretariat PBMA pun tidak pernah tetap yang ada hanya penggantian Sekjen sampai 3 kali setelah Drs. Irsyad Djuwaeli yaitu Damanhuri, Komari Saleh dan Abdulwahid.

Pada awal tahun 1985 timbul gagasan dari kader-kader Mathla’ul Anwar untuk turut menyumbangkan tenaga dan pikirannya agar Mathla’ul Anwar bisa berjalan, beberapa kali mengajukan usul kepada Ketua Umum pada waktu H. Nafsirin Hadi, namun gagasan-gagasan itu ditolaknya. Maka tampillah beberapa orang untuk mendesak Ketua umum agar segera mengadakan Multamar tapi tidak bisa dilaksanakan.

Muktamar Mathla’ul Anwar XIII

Untuk melaksanakan muktamar ke-13 dibentuklah Panitia yang terdiri dari kader-kader Mathla’ul Anwar antara lain Ketua H. Moh. Amin, M. Nahid Abdurrahman dan muktamar diadakan di Menes pada 12 Juli 1985 (hasil-hasil Muktamar belum tercatat lengkap)





Muktamar Mathla’ul Anwar XIV

Muktamar Mathla’ul Anwar XIV tahun 1991 yang diselenggaran di Jakarta yang merupakan Muktamar Mathla’ul Anwar pertama yang dibuka oleh pimpinan negara, yang dalam hal ini dibuka oleh wakil Presiden Sudarmono, SH. Sejak itu banyak pengamat menanggapi bahwa Mathla’ul Anwar yang biasanya melakukan kegiatannya di daerah-daerah (pedesaan) mulai berkiprah kuat dikota dengan istilah ”ayam kampung masuk kota”.

Muktamar Mathla’ul Anwar XV

Dilaksanakan di Jakarta bertempat di Asrama Haji Pondok Gede dan dibuka oleh Wakil Presiden RI H. Tri Sutrisno. Muktamar ini menetapkan kembali HM. Irsjad Djuwaeli sebagai Ketua Umum PB Mathlaul Anwar dan Sekretaris Jenderal adalah Drs. HM. Syatibi Mukhtar. Pada masa ini Mathla’ul Anwar telah kehilangan putra terbaiknya, yaitu meninggalnya Ketua Dewan pembina Mathla’ul Anwar H. Alamsyah Ratu Perwiranegara. Sepeninggalan beliau, PB. Mathla’ul Anwar mengangkat HR. Hartono selaku Ketua Dewan Pembina Mathla’ul Anwar.

Muktamar Mathla’ul Anwar XVI

Mathla’ul Anwar melaksanakan Muktamar XVI pada 26-30 Oktober 2001 di Bojolali, Jawa Tengah. Isu sentral yang diangkat dalam pokok-pokok pikiran muktamar antara lain adalah mendukung pemerintah dalam memberantas KKN, penegakan supremasi hukum, demokratisasi dan pengembangan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

Dalam era reformasi ini Mathla’ul Anwar menegaskan kembali perjuangannya dalam bidang pendidikan, dakwah dan sosial sebagai sebuah gerakan ke arah peningkatan mutu dan kualitas kehidupan bangsa. Dalam hal ini Mathla’ul Anwar mendesak pemerintah untuk mengubah UU Pendidikan nasioanl agar tidak diskriminatif dalam pembiayaan pendidikan antara sekolah-sekolah swasta dan negeri, mendesak pemerintah untuk mengubah kurikulum pendidikan yang memungkinkan madrasah agar tetap berfungsi sebagai lembaga pendidikan nasional, serta menambah jam pelajaran materi pendidikan agama di sekolah-sekolah umum menjadi 6 jam pelajaran di tingkat SD dan 4 pelajaran di tingkat SLTP dan SLTA, Mathla’ul Anwar juga memperjuangkan otonomi pendidikan.

Muktamar Mathla’ul Anwar XVII

Muktamar XVII di Pondok Gede Jakarta 2005, bersamaan dengan peringatan Hari Ulang Tahun Mathla’ul Anwar ke 89, dibuka resmi oleh Wakil Presiden RI. Drs. H. Muhamad Jusuf Kalla, dan ditutup oleh Ketua DPR RI H. R. Agung Laksono dengan diperkaya masukan dari beberapa nara sumber diantaranya Menteri Perindustrian, Menteri Agama, Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Sosial.



Muktamar Mathla’ul Anwar XVII
Akan diselenggarakan pada tanggal 16 – 19 Juli 2010 bertempat di Propinsi Banten


No comments: