madrasah

Friday, May 25, 2007

Wapres Buka Muktamar MA

Republika online
Minggu, 17 Juli 2005

JAKARTA -- Muktamar organisasi massa (Ormas) Mathla'ul Anwar (MA) ke-17 yang berlangsung di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, secara resmi dibuka Wakil Presiden M Jusuf Kalla, Sabtu (16/7) kemarin. Di usianya yang ke-89 MA bertekad untuk melakukan revitalisasi di bidang organisasi, dakwah dan pendidikan.
Dalam sambutannya, Wapres berharap agar MA terus meningkatkan peran dan kontribusi keumatannya. Selain itu, Kalla juga meminta agar MA lebih meningkatkan kualitas pendidikan yang dikembangkannya melalui pesantren. ''Melalui muktamar ini, penting bagi Mathla'ul Anwar untuk melakukan evaluasi,'' ujarnya.
Pembukaan muktamar yang digelar sekitar pukul 09.00 WIB ini juga dihadiri Menteri Agama, Maftuh Basuni, Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, dan Duta Besar Palestina untuk Indonesia. Sekitar 2.000 mutakmirin tampak pula memeriahkan pembukaan muktamar tersebut.
Ketua Umum PB MA demisioner, KH HM Irsjad Djuwaeli, dalam sambutannya mengungkapkan, kehadiran MA yang lahir sejak 1916 telah memberi alternatif baru dalam penyelenggaraan pendidikan dengan sistem klasik. Melalui muktamar ke-17, kata Irsjad, MA telah bertekad untuk melakukan revitalisasi sistem pendidikan tersebut.
''MA akan melakukan revitalisasi melalui tiga amal, yakni konsolidasi organisasi, pendidikan dan dakwah,'' paparnya. Menurut Irsjad, revitalisasi konsolidasi organisasi perlu dilakukan agar seluruh warga MA bisa meningkatkan rasa memiliki, mau memelihara dan mengembangkan organisasi.
Diakuinya, saat ini sangat banyak tantangan yang dihadapi MA akibat perubahan lingkungan lokal, regional maupun global. Perubahan itu, dikhawatirkan dapat menyebabkan erosi pada komitmen akidah. ''Untuk itu, revitalisasi pendidikan dan dakwah mendesak untuk dilakukan,'' tandas Irsjad.
Pihaknya juga mengaku sangat prihatin dengan perkembangan lembaga-lembaga pendidikan Islam yang belum mampu menangkap perubahan dan gagasan pembaharuan yang berkembang di masyarakat. Sehingga, kata Irsjad, ada kecendrungan lembaga-lembaga pendidikan Islam tertinggal oleh dinamika masyarakatnya sendiri.
''Agaknya, kita perlu melakukan penyegaran, pembaharuan atau reformasi terhadap lembaga-lembaga pendidikan Islam,'' tandasnya. Saat ini, tutur Irsjad, dibutuhkan model pendidikan Islam yang tangguh, berkualitas dan berkemampuan tinggi sehingga mampu memenuhi dan menjawab kebutuhan dan tantangan.
Tiga Calon KetuaDalam muktamr kali ini telah muncul tiga nama kandidat ketua umum PB MA periode 2005-2009. Ketiga kandidat itu muncul dari hasi penilaian forum revitalisasi MA. Figur yang dijagokan untuk memimpin MA itu adalah Prof Dr H Herman Haeruman, KH Abdul Salam Panji Gumilang, dan KH Abdul Wahid Sahari.
Tiga kandidat tersebut telah menyatakan komitmen dan kesediaannya untuk memimpin MA. Dalam muktamar yang berlangsung dari 16-18 Juli 2005 itu, sekitar 742 peserta dari 24 provinsi akan memilih diantara ketiga calon itu. Menurut Humas Muktamar MA, Dadang Sodikin, tidak menutup kemungkinan akan muncul lagi kandidat lainnya.
Herman Haeruman saat ini menjabat sebagai rektor Universitas Mathla'ul Anwar Pandeglang, Banten. Herman tercatat sebagai pemegang gelar doktor dari Duke University Amerika Serikat. Kandidat lainnya, Abdul Salam kini menjabat sebagai pimpinan Pondok Pesantren Az-Zaytun Indramayu, Jawa Barat. Sedangkan, Abdul Wahid saat ini menjabat sebagai ketua Majelis Fatwa Mathla'ul Anwar. Ketiga nama tersebut muncul setelah melalui tahap penyaringan dan skoring dari belasan nama.(hri )

No comments: